Cerita Melshita Ardia Kirana, Lulusan Coding Camp powered by DBS Foundation
Di dunia yang terus bergerak cepat karena teknologi, hanya mereka yang berani melangkah keluar dari zona nyaman yang bisa benar-benar bersinar. Itulah yang dilakukan oleh Melshita Ardia Kirana (21) seorang perempuan yang memilih menghadapi tantangan machine learning meski belum banyak mendalaminya di bangku kuliah. Ia tidak hanya ingin belajar, tetapi juga membuktikan bahwa tekad dan kerja keras mampu membuka jalan menuju karier impian.
Melalui Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation, Melshita menemukan ruang untuk menguji keberanian, memperluas wawasan, dan menajamkan keterampilan yang relevan dengan industri masa depan. Dari sederet proyek nyata yang ia kerjakan, lahirlah kepercayaan diri yang kelak mengantarkannya ke Danone sebagai Sales Data Analyst. Perjalanannya menjadi bukti bahwa peluang besar hanya bisa diraih oleh mereka yang siap menantang diri sendiri.
đź’» Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangSuka Membantu Urusan Komputer di Rumah Tumbuhkan Minat Melshita di Bidang IT
Sebagai anak bungsu dari dua bersaudara, Melshita tumbuh dalam keluarga yang penuh nilai. Ayahnya seorang PNS sekaligus pengusaha perkebunan, sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dari mereka, Melshita mewarisi nilai disiplin, kerja keras, tanggung jawab, serta keterbukaan pada peluang baru.
“Pesan orang tua saya sederhana: jadilah pribadi yang bermanfaat, sukses, tapi tetap rendah hati,” ujarnya.
Sejak SMP, ia mulai tertarik pada teknologi. Awalnya, ketertarikan itu muncul karena sering diminta membantu urusan komputer di rumah. Namun, semakin banyak membaca tentang prospek luas di bidang IT, keyakinannya kian mantap.
Tak heran jika ia memilih melanjutkan studi di jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), SMK Telkom Malang. Setelahnya, ia berkuliah di jurusan Sistem Informasi di Universitas Brawijaya. Di sinilah dasar-dasar ilmu teknologi semakin ia dalami, meski ia masih merasa perlu memperluas keahlian secara lebih spesifik.
Keluar dari Zona Nyaman dengan Belajar Machine Learning
Titik balik hadir ketika Melshita menemukan informasi tentang program Coding Camp powered by DBS Foundation melalui Instagram Dicoding. Program ini menarik perhatiannya karena kualitas dan reputasinya sudah dikenal luas.
“Meski sudah belajar IT di kampus, saya ingin mengeksplorasi bidang yang lebih spesifik. Waktu itu, saya belum terlalu banyak mendalami machine learning, jadi saya melihat Coding Camp powered by DBS Foundation sebagai peluang,” jelasnya
Melshita termotivasi untuk belajar dalam program Coding Camp powered by DBS Foundation karena ingin menemukan arah karier yang lebih jelas, yakni apakah ia akan berfokus di bidang data, machine learning, atau pengembangan aplikasi. Dengan mengambil alur pembelajaran machine learning, Melshita melangkah keluar dari zona nyaman dan menantang dirinya sendiri.
Kerja Keras Mengantarkan Melshita Menjadi Salah Satu Lulusan Terbaik
Bagi Melshita, pengalaman belajarnya dalam program Coding Camp powered by DBS Foundation adalah kombinasi antara keseruan dan tantangan. Materi yang disajikan terstruktur, tetapi yang paling berkesan adalah pembelajaran berbasis proyek. Ia tidak hanya belajar teori, tetapi juga menerapkannya melalui proyek individu maupun capstone project.
“Rasanya lebih bermakna karena langsung bisa melihat hasil nyata dari apa yang dipelajari,” katanya.
Meski begitu, perjalanan tak selalu mulus. Tantangan terbesar Melshita adalah soal manajemen waktu. Beberapa kali ia merasa tertahan pada project tertentu sehingga progresnya melambat. Namun, dengan mengatur ulang prioritas dan memperbaiki manajemen waktu, ia mampu mengejar ketertinggalan.
Usahanya terbayar dengan predikat Graduate with Distinction dan terpilih sebagai top 140 best graduates. Prestasi ini bukan hanya simbol pencapaian, melainkan juga bukti ketekunan dan konsistensinya.
Berkarier sebagai Sales Data Analyst Intern di Danone
Keberhasilan Melshita menembus Danone tak lepas dari pengalaman belajarnya dalam program Coding Camp powered by DBS Foundation. Saat wawancara, ia banyak menceritakan proyek-proyek yang dikerjakan selama program. Hal ini menjadi nilai tambah karena pengalaman tersebut memperlihatkan bahwa Melshita memiliki pengalaman nyata, bukan hanya teori.
“Coding Camp powered by DBS Foundation membantu saya membangun portofolio yang siap pakai, sekaligus memberi bekal keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan,” ungkapnya
Kini, sebagai Sales Data Analyst Intern, ia bertugas mengolah data dari berbagai sumber, mulai dari raw file, external table, SSOT, hingga datamart, untuk kemudian disajikan dalam bentuk dashboard yang mendukung pengambilan keputusan. Keahliannya dalam Python dan SQL, yang ia asah di Coding Camp, menjadi bekal penting dalam pekerjaan sehari-harinya.
“Kelas Analisis Data dengan Python dan Dasar SQL benar-benar jadi fondasi. Tanpa itu, pekerjaan saya sekarang akan jauh lebih sulit,” tambahnya.
“Jangan Takut Mencoba Hal Baru”
Bagi Melshita, menjadi perempuan di bidang teknologi bukanlah hambatan, melainkan peluang untuk memberi warna baru. Ia menyadari masih ada stereotip yang menganggap dunia IT identik dengan laki-laki. Namun, ia memilih untuk fokus pada kemampuan dan usahanya.
“Pantang menyerah, jangan takut mencoba hal baru, dan manfaatkan setiap peluang,” pesannya pada talenta digital, terutama perempuan.
Ia juga menekankan pentingnya selalu memperbarui CV dan portofolio agar siap ketika kesempatan datang. Selain itu, ia percaya bahwa doa dan keyakinan pada proses adalah kunci. Semangat inilah yang ingin ia tularkan kepada generasi muda yang bercita-cita menapaki jejak serupa, khususnya para calon talenta digital perempuan.