Dalam dunia teknologi yang terus berkembang, DevOps telah menjadi tulang punggung transformasi digital di banyak perusahaan. Di pertengahan tahun 2025, lanskap DevOps mengalami perubahan signifikan yang didorong oleh kecanggihan AI, keamanan digital, dan kebutuhan akan software delivery yang fleksibel serta cepat. Bagi para praktisi IT, memahami tren DevOps terbaru bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk tetap relevan dan berdaya saing.
Dalam artikel ini, kami memaparkan 10 tren DevOps teratas yang patut kamu ketahui sebagai praktisi TI di pertengahan 2025. Bersiaplah untuk menyelaraskan strategi dan tool DevOps kamu dengan kebutuhan zaman.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar Sekarang1. Otomatisasi DevOps Berbasis AI dan Machine Learning
AI dan machine learning tidak lagi hanya menjadi fitur tambahan, melainkan bagian dari core system dalam pipeline DevOps modern. Teknologi ini digunakan untuk:
- menganalisis performa deployment secara real time;
- mendeteksi anomali selama build dan testing; dan
- merekomendasikan tindakan otomatis untuk perbaikan.
Di tahun 2025, mayoritas organisasi enterprise mengadopsi AIOps untuk menciptakan lingkungan pengembangan yang scalable dan resilient.
2. Platform Engineering Menggeser Peran DevOps Tradisional SRE
Platform engineering hadir sebagai pendekatan baru yang fokus membangun internal developer platform (IDP). Ini bertujuan menyederhanakan pengalaman developer serta mengurangi tool sprawl.
Perbedaan Utama:
- Platform engineering menyajikan tooling sebagai layanan mandiri.
- Berbasis automatisasi penuh konfigurasi dan resource.
- Tinggi adopsi di perusahaan berskala besar dan startup teknologi.
3. GitOps Menjadi Standar Dalam Deploy Kubernetes
Dengan menjadikan Git sebagai pusat kebenaran (single source of truth), GitOps memungkinkan siklus CI/CD lebih aman dan terkontrol.
Tool populer tahun ini termasuk Argo CD dan Flux yang mendukung rollback cepat dan otomatisasi deployment hanya lewat perubahan Git.
4. DevSecOps: Security by Design
Menerapkan keamanan di setiap lini pengembangan jadi prioritas utama. DevSecOps memastikan aplikasi tidak hanya cepat, tapi juga aman.
- Static & dynamic analysis pada setiap push code.
- Secrets management otomatis (contoh: HashiCorp Vault).
- Enforced policy as code sesuai regulasi GDPR, SOC 2, HIPAA.
5. Infrastructure as Code (IaC) yang Lebih Modular
Dengan infrastruktur yang semakin kompleks, penggunaan IaC menjadi pilihan terbaik untuk implementasi yang cepat, reliable, dan dapat direplikasi.
Tool seperti Terraform Cloud dan Pulumi banyak digunakan untuk:
- manajemen resource cloud multi-region;
- otomasi setup dan teardown environment; dan
- audit dan compliance berbasis code versioning.
6. Observability Full Stack dengan Konteks Bisnis
Observability kini mencakup lebih dari metriks dan log teknis. Di pertengahan 2025, tim DevOps juga melihat bagaimana performa teknis berdampak pada KPI bisnis.
Platform Populer:
- Datadog Business Insights.
- Grafana Unified Dashboard.
- New Relic KPI View.
7. DevOps untuk Edge Computing
Dengan ledakan IoT dan aplikasi real-time, DevOps harus menjangkau node di edge. Ini memerlukan deployment otomatis, provisioning tanpa intervensi manual, dan manajemen cluster hybrid.
Tools seperti KubeEdge dan MicroK8s kini menjadi pilihan utama untuk menangani kondisi sistem edge yang terisolasi atau jaringan yang tidak stabil.
8. FinOps: Mengelola Biaya Cloud dengan Efisien
FinOps mendorong transparansi dan efisiensi biaya dalam operasional cloud dengan menyatukan tim engineering, finance, dan bisnis.
Praktik FinOps Utama:
- Real-time usage tracking.
- Right-sizing VM atau container secara otomatis.
- Budget guardrail dan alert berbasis policy.
9. Integrasi DevOps dengan Low-Code/No-Code Platform
Seiring banyaknya citizen developer, DevOps kini juga mengakomodasi pipeline untuk aplikasi yang dibangun tanpa coding penuh.
Platform seperti OutSystems dan Mendix kini mendukung CI/CD menggunakan GitHub Actions dan Azure DevOps, memperluas automation ke lingkungan low-code.
10. Kolaborasi DevOps End-to-End dan Value Stream Optimization
DevOps tidak hanya milik developer atau ops. Tahun 2025 menekankan kolaborasi lintas fungsi: QA, Dev, Security, hingga Product Owner.
Menggunakan platform Value Stream Management seperti Plutora atau Tasktop, tim dapat:
- melacak aliran kerja end-to-end;
- mengukur cycle time dan delivery rate; dan
- menghubungkan produktivitas teknis dengan hasil bisnis.
Kesimpulan Tren DevOps 2025
DevOps terus berevolusi, mendekatkan teknologi dengan nilai bisnis secara langsung. Di tahun 2025, tren seperti AIOps, Platform Engineering, dan DevSecOps bukan lagi opsi—mereka adalah elemen wajib untuk kesuksesan strategi pengembangan modern.
Bagi praktisi IT, mulai menyesuaikan proses, toolset, dan budaya DevOps kamu sekarang akan menentukan ketangguhan organisasi di masa depan.
Sekian pembahasan artikel kali ini, terima kasih sudah membaca artikel ini sampai akhir!Â
Sampai jumpa dalam artikel lainnya. 👋