Cerita Pak Rudy Eko Prasetya, Lulusan Coding Camp powered by DBS Foundation
Belajar bukan hanya kewajiban bagi pelajar, tetapi juga bagi pendidik. Terlebih jika kita berprofesi sebagai pendidik di bidang teknologi.
Pak Rudy Eko Prasetya (34) memahami hal ini. Sebagai seorang pendidik di SMK Pawyatan Daha 1 Kediri yang mengajar di jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ), beliau tahu bahwa dirinya harus terus mengasah pengetahuan dan keterampilan agar tetap relevan dengan perkembangan teknologi masa kini.
ð» Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangUntuk terus mengasah kemampuannya di bidang teknologi, Pak Rudy belajar di Coding Camp powered by DBS Foundation. Meski harus menyeimbangkan waktu antara mengajar dan belajar di Coding Camp, Pak Rudy berhasil menyelesaikan program dengan baik.
Lantas, bagaimana hasil belajar di Coding Camp powered by DBS Foundation berdampak pada Pak Rudy secara profesional? Mari kita baca cerita lengkapnya!
Kesulitan Ekonomi Mewarnai Masa Kecil Pak Rudy
Lahir di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Pak Rudy tumbuh dan besar di Kota Kediri. Dibesarkan dalam keluarga sederhana, masa kecil Pak Rudy diwarnai dengan kondisi keterbatasan ekonomi. Dulu, almarhum ayahnya berprofesi sebagai kuli bangunan, sedangkan ibunya adalah pensiunan karyawan pabrik.Â
Tantangan ekonomi tersebut membuat Pak Rudy menempuh pendidikan SD hingga SMP dengan bantuan beasiswa. Selepas SMP, Pak Rudy memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke SMK. Alasannya tentu agar beliau bisa segera bekerja dan membantu perekonomian keluarga setelah lulus.Â
Pak Rudy pun bersekolah di SMK Negeri 1 Kediri, jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ), setelah urung mengambil konsentrasi studi Teknik Mesin karena masalah pada penglihatannya. Mulanya hanya iseng, semakin lama, Pak Rudy merasa cocok mempelajari teknologi.
Tamat SMK, Pak Rudy pun berkesempatan untuk lanjutkan studi ke Universitas Nusantara PGRI Kediri, jurusan Sistem Informasi, karena adanya bantuan beasiswa. Sebagai mahasiswa, minat Pak Rudy terhadap dunia digital semakin kuat dan pelan-pelan membawanya pada dunia pendidikan.
Bekerja di Toko Komputer dan Menjadi Staf Tata Usaha sebelum Menjadi Guru
Sebagai seorang mahasiswa penerima beasiswa, keuangan Pak Rudy cukup terbatas. Untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan, Pak Rudy berkuliah sembari bekerja di toko komputer. Namun, Pak Rudy merasa jadwal kerjanya cukup padat. Beliau pun ingin bisa tetap berkuliah sambil menjalani profesi yang tidak terlalu menyita waktu.Â
Tak lama setelah itu, sebuah tawaran untuk menjadi Staf Tata Usaha (TU) di SMA Ar-Risalah Lirboyo Kediri datang padanya. Beliau menerima tawaran tersebut dengan senang hati, lalu mengemban berbagai tanggung jawab administrasi hingga perbaikan perangkat teknologi di sekolah.
Ketertarikan Pak Rudy pada dunia mengajar dimulai saat beliau sesekali diminta menggantikan guru Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) dalam mengajar. Mulanya memang gugup, tetapi semakin lama, Pak Rudy menyadari bahwa mengajar rupanya adalah panggilan hidupnya hingga saat ini.
Belajar di Coding Camp: Sekali Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui
Kini, selain menjadi seorang pengajar di SMK Pawyatan Daha 1 Kediri, jurusan Teknik Komputer Jaringan, Pak Rudy pun melanjutkan studi Magister Teknik Informatika di Universitas Dian Nuswantoro. Hal itu membuatnya sibuk mengajar dan mengerjakan tesis.
Untuk menuntaskan studi magisternya, Pak Rudy menggarap tesis yang bertemakan machine learning. Merasa perlu mendalami teknologi satu ini, beliau ikut serta dalam program Coding Camp powered by DBS Foundation dan memilih learning path yang sama dengan tema tesisnya.
Bagi Pak Rudy, belajar di Coding Camp powered by DBS Foundation layaknya peribahasa âsekali mendayung, dua tiga pulau terlampauiâ. Hal ini karena sembari mendapatkan materi baru dari Coding Camp, Pak Rudy mengaplikasikan wawasan tersebut pada tesis yang beliau garap.
Belajar di Coding Camp: Dari Memperluas Jejaring Hingga Menciptakan Teknologi Deteksi Kanker Kolon
Selama belajar di Coding Camp powered by DBS Foundation, Pak Rudy mengungkapkan bahwa bagian yang paling berkesan untuknya adalah dapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan peserta yang merupakan sesama pendidik. Beliau senang bisa terhubung dengan banyak rekan sejawat, dimulai dari guru hingga dosen, bahkan ada yang tengah menempuh studi S3 di luar negeri.
Hal lain yang sangat berkesan bagi Pak Rudy selama belajar di Coding Camp adalah tantangan dalam menyelesaikan submission. Beliau berhasil membangun klasifikasi citra medis untuk mendeteksi kanker kolon.
âTugas yang saya buat ini terinspirasi dari kondisi almarhum ayah saya yang wafat karena kanker kolon. Alhamdulillah, submission yang saya kerjakan mendapatkan nilai yang sangat baik.â
Setelah menyelesaikan masa belajarnya di Coding Camp, Pak Rudy merasa mendapatkan banyak pengetahuan yang sangat bermanfaat. Kini, beliau memahami bagaimana machine learning diterapkan dalam skala industri. Pengalaman ini membuka wawasan Pak Rudy sebagai pendidik, memungkinkan beliau untuk membagikan ilmu yang telah diperoleh kepada murid-muridnya.
Mengimplementasikan Cara Belajar di Coding Camp pada Cara Pak Rudy Mengajar di SMK
Sebagai pendidik, Pak Rudy menganggap model pembelajaran berbasis praktik yang diterapkan di Coding Camp sangat efektif. Beliau pun menerapkan pendekatan serupa di sekolah tempatnya mengajar.Â
âDi sekolah, saya tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan studi kasus dan praktik langsung. Saya yakin, dengan metode pembelajaran seperti ini, pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dapat meningkat secara signifikan.â
Karena sudah terbiasa mengerjakan submission berdasarkan permasalahan nyata selama belajar di Coding Camp, Pak Rudy juga menerapkan pendekatan serupa kepada siswanya. Beliau memberikan studi kasus atau tugas yang relevan dengan kondisi terkini sehingga siswa dapat memperoleh wawasan yang bermanfaat.
Sebagai seorang pendidik teknologi dengan semangat memperbarui ilmu yang tak pernah padam, Pak Rudy ingin menyemangati sesama pendidik teknologi untuk memiliki tekad belajar yang berlangsung sepanjang hayat.Â
âDunia teknologi terus berkembang sehingga rekan-rekan tenaga pendidik seperti saya perlu terus memperbarui pengetahuan. Saya yakin, meski rekan-rekan memiliki jadwal mengajar yang padat, dengan tekad kuat untuk meluangkan waktu, kita tetap bisa belajar dan menjadi pendidik yang maju,â tutup Pak Rudy.