Cerita Muhammad Agum Brilianto, Lulusan SIB Dicoding Cycle 2, yang Mewujudkan Harapan sebagai Talenta Teknologi dengan Belajar Giat
Pepatah “Banyak jalan menuju Roma” tentu sudah tak asing di telinga kita semua. Memiliki makna, “Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meraih tujuan kita,” pepatah tersebut sering digunakan sebagai penyemangat kala kita ingin mengejar mimpi.
Muhammad Agum Brilianto pun familier dengan pepatah satu ini, terlebih saat ia tengah berusaha untuk menggapai cita-cita menjadi seorang talenta teknologi. Namun, Agum paham bahwa pondasi dari terwujudnya harapan yang ia miliki tersebut adalah giat belajar. Memang ada banyak cara untuk bisa berkarier di dunia teknologi, tetapi bagaimanapun, pondasinya adalah keinginan untuk terus belajar.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangOleh karenanya, untuk bisa selangkah lebih dekat dengan mimpinya, Agum ikut serta pada program Studi Independen Bersertifikat (SIB) Dicoding Cycle 2. Dari situ, Agum yakin bahwa dengan pondasi ilmu yang kuat, cara apa pun yang ia tempuh untuk bisa menjadi talenta teknologi akan berhasil. Mari kita baca cerita Agum selengkapnya!
Lahir dari Keluarga Pendidik
Agum lahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Kota kelahirannya berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Namun, saat tiba waktunya bagi Agum untuk mengenakan seragam Sekolah Dasar (SD), ia dan keluarganya pindah ke Jayapura.
Ayah Agum adalah seorang guru bahasa Inggris di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sedangkan ibunya adalah seorang guru SD. Saat ini, adik Agum masih menempuh studi di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jayapura. Kakak Agum sendiri sudah berkarier di Bali.
Terlahir dari keluarga pendidik membuat Agum memahami pentingnya pendidikan bagi kelangsungan masa depannya. Selain berharap Agum bisa bersungguh-sungguh dalam belajar, kedua orang tuanya memiliki keinginan agar Agum dan saudara-saudaranya suatu hari bisa menjadi pribadi yang sukses. Agum pun berharap demikian. Ia ingin sukses di bidang yang ia minati.
Harapan Agum untuk Menjadi Talenta Teknologi Tumbuh Sejak SMP
Sejak mengenakan seragam putih-biru, minat Agum sudah ada pada bidang teknologi. Ketertarikan tersebut tumbuh saat ia memiliki ponsel Android pertamanya. Saat itu, Agum penasaran terhadap cara sebuah ponsel dapat bekerja. Selain itu, keberadaan mata pelajaran Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) juga semakin menguatkan minatnya.
Agum terus memelihara ketertarikannya terhadap teknologi hingga bersekolah di SMA dan akhirnya lulus. Ingin agar suatu hari nanti menjadi seorang talenta digital, Agum memutuskan untuk terbang dari Papua ke Jakarta agar bisa melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi Perusahaan Listrik Negara (ITPLN), jurusan Teknik Informatika. Ia berhadap kepindahannya ke ibu kota dapat membuka kesempatan untuknya bisa belajar banyak dan berjejaring dengan orang-orang bertujuan sama.
Saat masa perkuliahannya dimulai, Agum bersungguh-sungguh dalam belajar agar kelak siap berkarier di industri. Namun, seiring berjalannya waktu, Agum sadar bahwa untuk bisa punya karier menjanjikan di dunia teknologi, ia tidak bisa hanya mengandalkan pembelajaran di kampus. Ia harus membekali diri dengan ilmu yang bisa didapatkannya dari luar kelas.
Bertepatan dengan hal itu, Agum menemukan pengumuman program SIB Dicoding Cycle 2 di media sosial Dicoding. Ia melihat “pertemuan”-nya dengan Dicoding sebagai tanda bahwa Agum harus mulai membuka diri untuk belajar hal baru.
Memupuk Harapan dengan Belajar pada Program SIB Dicoding Cycle 2
Saat menelusuri manfaat apa saja yang bisa Agum dapatkan dari belajar di SIB Dicoding Cycle 2, ia menemukan bahwa sebagai salah satu program Kampus Merdeka, SIB Dicoding Cycle 2 dapat memberikannya manfaat konversi hingga 20 SKS.
“Saat itu, saya sedang melakukan eksplorasi terhadap User Interface (UI). Melihat SIB Dicoding Cycle 2 memiliki alur belajar Front-End & Back-End (FEBE) yang amat berkaitan dengan UI, saya tertarik untuk ikut serta dan memilih konsentrasi belajar ini.”
Akhirnya, Agum mendaftarkan diri pada program SIB Dicoding Cycle 2 dan berhasil diterima sebagai salah satu peserta. Memiliki semangat yang tinggi dalam mempelajari teknologi membuat Agum memiliki pengalaman belajar yang sangat seru di program ini. Ia merasa senang bisa mengenal berbagai peserta sesama mahasiswa dari beragam perguruan tinggi di Indonesia.
Ketika ditanya mengenai bagian terbaik dari belajar di SIB Dicoding Cycle 2, Agum menyebutkan bahwa bisa mendapatkan fasilitas mentorship adalah sesuatu yang paling ia sukai. Keberadaan sosok mentor yang senantiasa menyemangati dan memotivasi dirinya membuat Agum bisa menyelesaikan kelas sesuai dengan linimasa yang telah ditentukan.
Banyak hal Agum dapatkan dari SIB Dicoding Cycle 2, dimulai dari ilmu teknikal hingga ilmu soft skills. Dari semua pembelajaran yang ia peroleh dari program ini, Agum merasa kelas favoritnya adalah kelas soft skills yang membahas tentang critical thinking, time management, dan persiapan karier.
Saat Harapan Agum Terwujud
Setelah melewati lebih dari 900 jam belajar di SIB Dicoding Cycle 2, akhirnya Agum berhasil lulus. Rasa percaya dirinya meningkat karena ia memperoleh ilmu baru yang belum pernah didapatkannya di kampus. Agum merasa beruntung karena ia bisa belajar banyak hal dari ahlinya di SIB Dicoding Cycle 2.
Lulus dari SIB Dicoding Cycle 2, Agum yang merasa amat terbantu dari segi keilmuan oleh program ini memutuskan untuk berkontribusi di SIB Dicoding sebagai seorang Mentor. Ketika masa baktinya di SIB Dicoding telah selesai, Agum semakin percaya diri untuk memulai karier purnawaktunya. Berbekal pengalaman belajar dan menjadi mentor di SIB Dicoding, ia melamar posisi Tester Quality Assurance Support di Bank Mandiri.
“Saat menjalani proses rekrutmen di Bank Mandiri, pembelajaran dari SIB Dicoding membantu saya saat menjalani tes yang bersifat teknis. Kemudian, ketika saya mendapatkan kesempatan untuk wawancara, ilmu soft skills mengenai persiapan karier dan critical thinking juga berkontribusi pada kesuksesan rekrutmen saya.”
Manisnya buah dari hasil kerja keras Agum akhirnya bisa ia rasakan ketika ia diterima di Bank Mandiri. Sebagai seorang Tester Quality Assurance Support di Bank Mandiri, ia bertugas untuk melakukan perencanaan System Integration Test (SIT), User Acceptance Testing (UAT), design, dan execute test cases.
Kesiapan Agum Bertemu dengan Kesempatan
Selama menjalankan peran di Bank Mandiri sebagai Tester Quality Assurance Support, ia merasa pembelajaran dari SIB Dicoding Cycle 2 sangat membantunya. Salah satu kelas yang Agum rasa paling kontributif adalah kelas Back-End Development yang memperkenalkannya dengan Postman.
Dalam melaksanakan kewajiban di kantor, terkadang terdapat tes automasi yang menggunakan perangkat lunak Postman. Penggunaan perangkat lunak tersebut membuat materi yang sudah Agum pelajari dari SIB Dicoding sangat bermanfaat.
Kini, melihat perjuangan panjangnya akhirnya berbuah manis, Agum percaya bahwa banyak orang bisa mengikuti jejaknya, khususnya para calon talenta digital.
“Apa pun yang kalian minati dan tekuni, bersungguh-sungguhlah dalam menjadi ahli di bidang tersebut. Kejarlah passion kalian, bangunlah kesiapan kalian dengan belajar. Kesuksesan akan menanti kalian saat kesiapan kalian akhirnya bertemu dengan kesempatan,” tutup Agum.