Ketika membuat sebuah aplikasi, salah satu pertimbangan penting dan harus diperhatikan adalah bahasa pemrograman yang akan digunakan. Ada banyak macam bahasa yang tersedia dan setiap bahasa memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Contohnya adalah bahasa pemrograman JavaScript yang sejak 10 tahun terakhir jadi yang paling populer menurut survey yang dilakukan Stack Overflow. Namun, apakah JavaScript bisa digunakan untuk pengembangan aplikasi mobile? Mari simak artikel selengkapnya di bawah ini.
Bahasa Pemrograman untuk Platform Android
Java
Java adalah bahasa yang dikembangkan oleh James Gosling dan timnya di Sun Microsystems pada tahun 1995. Java awalnya dibuat untuk digunakan untuk pengembangan perangkat elektronik seperti televisi. Kemudian, Java populer digunakan untuk pengembangan aplikasi desktop dan mobile.
Java menggunakan paradigma pemrograman berorientasi objek, berarti bahwa semua data dan logika aplikasi diwakili oleh objek-objek yang saling terkait. Hal ini membuat Java mudah dipelajari dan dipahami oleh programmer yang belum pernah belajar pemrograman sebelumnya.
đź’» Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangBerikut adalah contoh kode untuk menampilkan teks “Hello, world!” dengan Java.
1 2 3 4 5 |
public class HelloWorld { public static void main(String[] args) { System.out.println("Hello, World!"); } } |
Kotlin
Kotlin dikembangkan oleh JetBrains dan diperkenalkan pada tahun 2011. Pada tahun 2017, Google mengumumkan bahwa Kotlin menjadi bahasa pemrograman resmi untuk pengembangan aplikasi Android. Jadi, saat ini Kotlin telah menjadi bahasa yang populer digunakan oleh para pengembang aplikasi Android. Sampai saat tulisan ini dibuat, 87% dari 1000 aplikasi teratas di Play Store menggunakan Kotlin.
Meski begitu, Kotlin bukan hanya berguna untuk pengembangan aplikasi Android. Sisi lainnya, Kotlin bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti Web Front-end, Back-end, bahkan untuk Data Science.
Berikut adalah contoh kode untuk menampilkan teks “Hello, world!” dengan Kotlin.
1 2 3 |
fun main(args: Array<String>) { println("Hello, World!") } |
Bahasa Pemrograman untuk Platform iOS
Objective-C
Objective-C adalah bahasa yang dikembangkan oleh Brad Cox dan Tom Love pada tahun 1984. Objective-C awalnya dibuat sebagai tambahan terhadap bahasa C, tetapi kemudian menjadi bahasa utama untuk pengembangan aplikasi macOS dan iOS.Â
Meskipun saat ini sudah ada bahasa baru untuk pengembangan iOS, tetapi Objective-C masih cukup banyak digunakan oleh kalangan yang sudah lama terjun di dunia iOS.
Berikut adalah contoh kode untuk menampilkan teks “Hello, world!” dengan Objective-C.
1 2 3 4 5 6 7 8 |
#import <Foundation/Foundation.h> int main (int argc, const char * argv[]) { NSAutoreleasePool *pool = [[NSAutoreleasePool alloc] init]; NSLog(@"Hello, World!"); [pool drain]; return 0; } |
Swift
Swift dikembangkan oleh Apple pada tahun 2014. Swift ditujukan untuk menggantikan Objective-C sebagai bahasa utama pengembangan aplikasi macOS dan iOS.
Kelebihan dari Swift adalah ia memiliki sintaks yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Objective-C, terutama dengan fitur type inference yang memungkinkan Swift untuk mengetahui tipe data dari sebuah variabel secara otomatis.Â
Selain itu, Swift juga memiliki fitur null safety. Ini memungkinkan programmer untuk mencegah terjadinya null pointer exception dengan menandai variabel yang memiliki kemungkinan nilai null.
Berikut adalah contoh kode untuk menampilkan teks “Hello, world!” dengan Swift.
1 |
print("Hello, World!") |
Bahasa Pemrograman untuk Cross-Platform (Hybrid)
Javascript
JavaScript adalah bahasa yang dikembangkan oleh Netscape pada tahun 1995. JavaScript awalnya dibuat untuk menambahkan interaktivitas pada halaman web, tetapi sekarang telah menjadi bahasa pemrograman yang umum digunakan untuk berbagai macam aplikasi, termasuk aplikasi mobile, desktop, dan server.
Nah, terkait pertanyaan di awal artikel ini, ternyata JavaScript juga bisa digunakan untuk mengembangkan aplikasi mobile. Salah satu framework berbasis JavaScript yang banyak digunakan untuk membuat aplikasi mobile adalah React Native. Dengan menuliskan satu kali kode dengan framework tersebut, kamu bisa membuat aplikasi Android dan iOS sekaligus.
Berikut adalah contoh kode untuk menampilkan teks “Hello, world!” dengan JavaScript.
1 |
console.log("Hello, World!"); |
Dart
Dart adalah bahasa yang dikembangkan oleh Google pada tahun 2011. Dart awalnya ditujukan untuk menggantikan JavaScript sebagai bahasa pemrograman utama untuk pengembangan aplikasi web, tetapi sekarang juga digunakan untuk pengembangan aplikasi mobile, desktop, dan server.
Pengembangan mobile dengan Dart menggunakan framework Flutter. Dart dan Flutter sama-sama dikembangkan oleh Google. Sama halnya seperti React Native, menggunakan Flutter kamu juga bisa membuat aplikasi Android dan iOS dengan hanya membuat satu codebase.Â
Meski begitu, keduanya tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing yang akan cukup panjang jika dijelaskan di sini. Tunggu saja pada artikel berikutnya, ya!
Berikut adalah contoh kode untuk menampilkan teks “Hello, world!” dengan Dart.
1 2 3 |
void main() { print("Hello, World!"); } |
Bagaimana kita menentukan bahasa pemrograman mana untuk digunakan?
Dari macam-macam bahasa yang sudah dibahas di atas, tentu semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Lalu, bagaimana kita menentukan mana yang harus digunakan? Berikut adalah faktor-faktor yang bisa dipertimbangkan untuk memilih bahasa yang digunakan.
Platform yang Ingin Dikembangkan
Jika ingin mengembangkan aplikasi untuk platform tertentu, seperti iOS atau Android, lebih baik menggunakan bahasa pemrograman native yang di-support oleh platform tersebut.Â
Misalnya untuk platform Android, saat ini bahasa pertama yang disarankan adalah Kotlin. Namun, jika ingin mengembangkan aplikasi untuk beberapa platform sekaligus, menggunakan bahasa pemrograman hybrid dapat menjadi pilihan yang lebih efisien.
Performa Aplikasi
Aplikasi yang dikembangkan dengan bahasa pemrograman native biasanya memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan aplikasi hybrid.Â
Hal ini karena bahasa pemrograman native memanfaatkan seluruh kemampuan hardware pada perangkat mobile, sedangkan bahasa pemrograman hybrid harus melalui tahap interpretasi terlebih dahulu sebelum dijalankan.
Kecepatan Pengembangan
Bahasa pemrograman hybrid biasanya lebih cepat dikembangkan dibandingkan dengan bahasa pemrograman native. Hal tersebut karena kode hanya perlu ditulis satu kali untuk bisa dijalankan di beberapa platform. Namun, ini juga tergantung pada kemampuan programmer dalam menggunakan bahasa tersebut.
Ketersediaan Sumber Daya
Jika sudah memiliki tim programmer yang memahami bahasa pemrograman native yang dibutuhkan, maka akan lebih efisien.Â
Namun, jika tim programmer tidak memahami bahasa pemrograman native yang dibutuhkan atau kurang memiliki sumber daya untuk mempelajarinya, menggunakan hybrid mungkin lebih cocok.
Penutup
Itulah pembahasan terkait macam-macam bahasa pemrograman untuk pengembangan aplikasi mobile. Apakah kamu sudah tertarik untuk belajar topik tersebut?Â
Kalau iya, tepat sekali! Kabar baiknya di Dicoding sudah ada kelas-kelas untuk belajar beberapa materi tersebut. Salah satunya adalah kelas Memulai Pemrograman Dengan Kotlin. Di sana kamu bisa memulai perjalanan untuk mengembangkan aplikasi Android.
Sekian dulu artikel dari kami, semoga bisa membantu kamu yang sedang belajar. Sampai jumpa dalam artikel selanjutnya!