Cerita Aprina Chintya, ASN yang Menjadi Lulusan Program DTS PROA Android
“You are happiest while you are making the greatest contribution.”
Robert F. Kennedy
Sejiwa dengan kutipan di atas, kita mungkin setuju bahwa berkontribusi akan membuat hati kita penuh. Aprina Chintya (26), seorang ASN asal Malang yang ditempatkan di Sumatera Barat, tengah mempraktikkan prinsip tersebut. Dengan semangat tinggi, ia belajar IT demi berkontribusi pada bidang kerjanya. Uniknya, ia datang dari studi dan profesi di bidang hukum, lantas menyeberang ke bidang teknologi informasi.
Peserta program Digital Talent Scholarship Professional Academy Android (DTS PROA Android), yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Google, ini ingin menggali ilmu sebanyak-banyaknya agar tumbuh menjadi sosok ASN yang seutuhnya. Ia berniat memberikan kontribusi dan pelayanan terbaik bagi masyarakat di bidang hukum melalui inovasi teknologi. Seperti apa? Mari kita simak ceritanya!
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangBelajar Teknologi untuk Berikan Layanan Terbaik bagi Masyarakat
Aprina Chintya adalah seorang ASN yang bekerja di salah satu kantor pengadilan di Sumatera Barat. Sembari menjalankan kewajibannya sebagai seorang pegawai negeri, Apri juga tengah melanjutkan studi pascasarjana di bidang hukum.
Career path-nya memang terbilang unik karena latar belakang pendidikan dan pekerjaannya di bidang hukum, tetapi ia tertarik untuk mendalami IT sejak beberapa tahun lalu. Ia pernah mempelajari front-end sehingga dunia website adalah sesuatu yang cukup familiar baginya.
Di mata Apri orang-orang yang bergelut di dunia IT adalah sosok yang menginspirasi karena mereka dituntut untuk dapat beradaptasi secara cepat dengan laju perkembangan teknologi. Inilah yang memantik rasa penasaran Apri untuk “menyeberang” ke dunia teknologi.
“Kenapa ASN di bidang hukum seperti saya belajar teknologi? Institusi pemerintahan tengah berlomba untuk berinovasi demi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Mau tidak mau saya harus mulai belajar IT.”
Keinginan Apri inilah yang mempertemukan ia dengan DTS PROA Android. Program belajar ini dilihatnya sebagai kesempatan yang sangat baik bagi orang-orang yang sudah bekerja dan ingin meningkatkan kemampuan sepertinya. Selain itu, Apri pun memiliki visi untuk menciptakan aplikasi bagi kantor pengadilan yang mudah diakses oleh masyarakat. Sambil menggenggam visinya tersebut, akhirnya, Apri memutuskan untuk mendaftarkan diri ke program pelatihan satu ini.
Metode Belajar yang Berintegritas
Rupanya, ini bukan kali pertama bagi Apri untuk mempelajari teknologi melalui wadah belajar dalam jaringan (daring). Sebelumnya, Apri pernah menggali ilmu di tempat lain. Namun pengalaman belajar yang Apri rasakan saat menjadi peserta DTS PROA terasa berbeda dari biasanya.
Bagi Apri, pengalaman belajar di DTS PROA lewat platform Dicoding, tepatnya di alur belajar Android Developer, sangatlah bermakna. Hal inilah yang mendorong ia untuk berproses dengan sungguh-sungguh. Ia menyatakan bahwa dari segi teori, ilmu mengenai Android sebenarnya dapat ia peroleh dari mana saja secara daring. Namun, ada satu hal menarik yang DTS PROA miliki, tetapi tidak dimiliki oleh wadah belajar daring lainnya.
“Metode belajar di DTS PROA benar-benar menuntut peserta untuk berintegritas, terlebih saat kita sampai di submission tugas. Di situ integritas kita benar-benar diuji. Reviewer-nya, yang merupakan seorang profesional berpengalaman, memastikan tugas yang kita kerjakan murni hasil sendiri. Program ini mengajarkan saya untuk belajar sungguh-sungguh dan sejalan dengan value hidup saya untuk menjunjung tinggi kejujuran.”
Sebagai seorang pengabdi masyarakat, Apri memegang teguh nilai integritas ini dalam hidupnya. Baginya, berperilaku jujur dan menjaga keselarasan hati dan pikiran adalah hal penting yang harus selalu dipegang. Selaras dengan hal itu, DTS PROA dengan metode belajarnya yang mendorong tiap peserta untuk menunjukkan performa terbaik dengan jujur juga memegang nilai yang sama.
Kontribusi yang Dimulai dari Lingkungan Institusi
Setelah melewati lebih dari 160 jam belajar di DTS PROA Android, ilmu yang Apri peroleh memberikan pengaruh terhadap karirnya. Ia terinspirasi untuk menciptakan inovasi teknologi yang dapat memudahkan masyarakat para pencari keadilan. Apri ingin mewujudkan kontribusinya ini secara nyata dengan lebih dulu menularkan wawasannya di lingkungan tempat ia bekerja.
Pada dasarnya, lingkungan tempat Apri bekerja sudah sangat melek teknologi. Tidak hanya memiliki website dan media sosial yang selalu update, saat ini, masyarakat bisa mendaftarkan perkara dan melakukan persidangannya secara daring melalui e-Court. Bahkan untuk putusan atau penetapan persidangan yang dilakukan secara e-litigasi, para pihak bisa langsung mencetaknya tanpa perlu repot datang ke pengadilan.
Melihat aplikasi-aplikasi yang saat ini ada di satuan kerjanya masih berbasis website dan terpisah satu sama lain, Apri berkeinginan untuk menyatukan aplikasi-aplikasi tersebut dalam satu aplikasi yang berbasis Android. Ia merasa pengembangan aplikasi ini nantinya dapat memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan mulai dari informasi, pendaftaran perkara, pengecekan jadwal sidang, pengecekan produk pengadilan, hingga pengantaran produk pengadilan langsung ke alamat para pihak menggunakan bantuan POS. Pengantaran produk pengadilan ini baru bisa dilakukan secara manual dengan cara para pihak mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan. Ke depannya, diharapkan para pihak bisa mengakses berbagai kebutuhan dalam satu aplikasi.
Proses belajar Apri di DTS PROA benar-benar membantunya untuk bisa selangkah lebih dekat dengan visi-misinya ini. Apri yang merasa masih perlu belajar lebih banyak, berharap agar suatu hari, ia bisa menjadi seorang ASN yang berprestasi melalui inovasi teknologi yang ia ciptakan untuk instansinya.
Dunia Teknologi yang Tidak Hanya untuk Laki-Laki
Sebagai seorang perempuan yang terjun ke dunia teknologi―bahkan dari bidang yang tidak ada kaitannya dengan sains, Apri ingin menyemangati sesama rekan perempuannya untuk memulai langkahnya di dunia IT.
“Saat kita berani mencoba hal baru, hanya ada dua kemungkinan di hadapan kita, entah itu berhasil atau gagal. Namun saat kita takut untuk memulai, kita sudah pasti dihadapkan dengan kegagalan. Oleh karenanya, beranilah untuk mulai belajar. Dunia IT bukan hanya milik laki-laki, karena ada banyak perempuan hebat yang juga berprestasi di bidang ini.”
Apri yang mendorong sesama teman perempuannya untuk terus belajar, mengingatkan mereka bahwa fasilitas belajar gratis saat ini sudah ada di mana-mana. Ada berbagai program belajar teknologi yang bisa melepaskan dahaga ilmu, seperti contohnya DTS PROA.
Selain itu, Apri juga mengajak setiap orang yang ingin bersaing secara ketat di dunia kerja untuk meningkatkan kemampuan mereka. Salah satu cara terbaik yang Apri sarankan adalah dengan ikut serta dalam program DTS PROA. Program ini dapat menjadi langkah awal bagi setiap profesional untuk memberikan nilai tambah bagi kompetensi mereka.