Cerita Virza Misbakh Khoirudin: Developer Lulusan Cloud and Back-End Developer Scholarship Program
Mimpi dan harapan adalah dua hal tak terpisahkan dari diri manusia. Tiap-tiap dari kita tentu punya tujuan yang suatu hari ingin dicapai. Lalu hal itu menjadi motivasi kita untuk tetap bersemangat memperjuangkannya setiap hari.
Tak berbeda dari kita, Virza Misbakh Khoirudin (26), pun punya mimpi terkait posisi pekerjaan yang ia idam-idamkan. Mahasiswa aktif jurusan Informatika di Universitas Amikom Yogyakarta ini ingin bisa menjadi seorang System Analyst dalam waktu lima tahun ke depan. Namun, siapa sangka jika kesungguhannya membuat mimpinya terakselerasi dan Virza sempat belum siap untuk itu.
Ingin Membuat Game Sendiri, Virza Tertarik Belajar Programming
Ketertarikan Virza terhadap dunia programming mulai tumbuh saat ia berada di semester 5 perkuliahannya dan harus memilih konsentrasi mata kuliah. Hampir semua teman Virza tertarik untuk mengambil kelas yang berkaitan dengan animasi desain grafis atau jaringan. Bagaimana dengannya?
đź’» Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangVirza melihat rendahnya minat teman-temannya terhadap pemrograman sebagai sebuah kesempatan. “Sulit!” begitu pengakuan teman-temannya. Namun, Virza justru merasa bahwa mata kuliah yang susah untuk dipelajari ini adalah jembatan emas menuju kariernya. Singkat kata, pesaingnya sedikit!Â
Selain itu, Virza pun memendam keinginan membuat game-nya sendiri suatu hari nanti. Ia terinspirasi dari beberapa pabrikan game yang dulu sering ia mainkan. Tak heran Virza tertarik memperdalam ilmunya mengenai programming agar bisa merasakan serunya memainkan game buatannya sendiri.
Bagi Virza, belajar programming itu perlu. Ia sendiri menyaksikan bahwa beberapa tahun belakangan, banyak orang mulai tertarik belajar pemrograman dengan wadah pembelajaran yang beragam dan dapat diakses kapan saja.
“Saya menyadari, banyaknya bootcamp di bidang IT itu karena lowongan kerja yang melimpah, tetapi sumber daya manusia yang dibutuhkan terbatas. Oleh karenanya, saya merasa bahwa hari ini belajar programming itu mutlak perlu.”
Ada banyak manfaat yang bisa didapat dengan mempelajari programming. Menurut Virza salah satunya adalah menjadi individu yang lebih up to date dengan beragam teknologi terbaru yang tengah berkembang. Faktanya, dunia teknologi berkembang sangat pesat dan orang-orang dengan kemampuan di bidang ini dapat memiliki masa depan menjanjikan.
Mewujudkan Akselerasi Mimpi dengan AWS
Sebelum mengenal AWS, Virza melakukan sebuah wawancara kerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang IT. Saat itu, ia baru mengetahui bahwa teknologi cloud storage akan booming dan digunakan secara massal. Wawancara bersama sang CEO tersebut memberi gambaran tentang apa saja kriteria yang perusahaan butuhkan dan rincian pekerjaan yang harus Virza tangani.
Saat wawancara kerja berlangsung, Virza sempat ditanya tentang rencana dan mimpinya dalam lima tahun ke depan. Tanpa ragu, Virza menjawab ingin menjadi seorang System Analyst. Namun, siapa sangka jika rencana Virza itu harus terwujud lebih cepat dari dugaannya. Saat itu juga, Virza ditawari posisi System Analyst di PT Smartindo Mitra Teknologi dengan segala fasilitasnya.
Di sana, Virza memperoleh kesempatan untuk melakukan upgrade kemampuannya. Perusahaan Virza ini mewujudkan mimpi Virza lebih cepat karena mereka memiliki visi untuk dapat berkembang bersama karyawannya. Sikap baik, mau bekerja sama, serta memiliki keinginan untuk belajar adalah tiga hal yang diutamakan oleh tempat kerja Virza.
Ada satu momen yang membuat Virza terkejut saat ia hendak menandatangani kontrak kerja. Pada perjanjian kerjanya, Virza memiliki kewajiban untuk mengelola resource yang ter-hosting di AWS.
“Shock pertama ya saat ditawari posisi System Analyst. Tak berhenti di sana, masih ada shock kedua adalah skill saya tentang cloud storage itu nihil, apa pun platformnya. Namun, dari konsultasi dengan atasan, saya lantas menemukan Cloud & Back-End Developer Scholarship Program dari AWS dan Dicoding.”
Tak pikir panjang, Virza memutuskan untuk mendaftarkan diri ke program beasiswa AWS satu ini. Dengan penuh kesungguhan, Virza mengikuti proses belajar untuk menambal kekurangan-kekurangan yang dimilikinya.
Materi dengan Analogi yang Mudah Dicerna
Rupanya, Virza mendaftarkan diri ke program AWS tidak dengan tangan kosong. Ia pernah memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu programming secara autodidak. Berbagai materi yang tersedia di dunia maya, dimulai dari video hingga dokumentasi yang ada di platform AWS, dilahapnya bulat-bulat.Â
Sayangnya perjalanan belajar Virza secara mandiri tidak berjalan mulus. Pasalnya, ia merasa tidak ada roadmap yang terstruktur. Belajar jadi tidak terukur dan kehilangan arah. Berkebalikan dengan pengalaman tersebut, keikutsertaan Virza dalam program Back-End Developer AWS di Dicoding memberi perspektif baru. Kegiatan belajar Virza di Dicoding sangatlah terstruktur dan Virza merasa studinya berjalan optimal. Â
“Tahapan belajar yang disediakan AWS dan Dicoding sangat runut. Ini memudahkan saya untuk melakukan manajemen proses pembelajaran. Meski materi back-end yang disajikan sebenarnya kompleks, penyajian materi oleh AWS dan Dicoding sangat ringan dan mudah dimengerti. Analogi yang diberikan pun gampang dicerna oleh kepala.
“Jangan Pernah Menolak Perubahan”
Virza merasa telah memperoleh skill dan pengetahuan baru selepas masa belajarnya di AWS. Hal ini membuat sang lulusan AWS jadi lebih percaya diri dalam menyelesaikan tugas yang dipercayakan padanya di tempat kerja. Ia mengaku ada self-development yang dirasakan dalam dirinya.
Kini, Virza tak lagi menjadi pribadi yang mudah panik dan takut dalam melakukan eksekusi tugas. Kepercayaan diri yang ia dapat setelah lulus dari kelas AWS dan Dicoding membuatnya bisa menghadapi berbagai tantangan kerja dengan mudah sambil melakukan upgrade skill lainnya.
Melihat AWS merilis server edge region di Indonesia, tepatnya di Jakarta, Virza berpendapat, “Talenta digital Indonesia perlu untuk belajar dan mendalami teknologi cloud storage di AWS. Lokasi server edge mereka (AWS -red) itu dekat di Indonesia. Ini akan membuat fasilitas dari AWS berjalan semakin cepat dan responsif bagi konsumennya di tanah air.”
“Jangan pernah menolak perubahan,” ungkap Virza. “Talenta digital kita perlu lebih siap lagi dengan migrasi server perusahaan ke cloud service.” Selain itu, Virza pun menambahkan hal penting lainnya, yaitu sertifikasi yang mana mendemonstrasikan seberapa besar kapabilitas yang kita punya sebagai seorang expert di bidang teknologi.
Sudah siap untuk melakukan akselerasi dalam menggapai mimpi di bidang teknologi? Ikuti jejak Virza dengan mendaftarkan diri ke Cloud and Back-End Developer Scholarship Program dari AWS. Jadilah lebih unggul dengan memperoleh kurikulum dunia berstandar AWS serta peluang karier yang lebih baik.
Daftarkan dirimu di sini. GRATIS!