Cerita Developer Lulusan Kartu Prakerja: “ Jangan Takut Gagal!”
Banyak orang yang takut akan kegagalan. Tapi tidak dengan Bonardo Ricardo Anthur asal Bandar Lampung (42 tahun). Lima belas (15) tahun terakhir ikhtiar cari nafkah dengan melakoni rupa-rupa profesi. Manis pahitnya bisnis kuliner hingga supir transportasi daring, telah ia cicipi. “Memang lebih banyak gagal dibanding suksesnya,” akunya. Sedihnya, saat bahagia telah dipercaya sebagai developer di perusahaan di Jakarta, Ardo terkena PHK. Ya, pandemi sebabnya. Lantas beralih jadi IT support di sebuah perusahaan laundry, kantin, dan kos-kosan di Bandar Lampung yang omsetnya merosot tajam karena Covid-19.
Bagaimana ia bertahan? Bagaimana belajar sebagai web developer via Kartu Prakerja di Dicoding jadi titik terang baginya? Kita simak cerita Bonardo.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangJatuh Bangun dan Gonta-Ganti Profesi
Ardo -begitu ia disapa adalah lulusan Sistem Informasi dari Universitas Teknokrat Indonesia 15 tahun lalu. Awalnya freelance programmer, kemudian guru SMP di Tulang Bawang. Setelah itu jadi supervisor sebuah hotel di kabupaten yang sama.
Meski lulusan IT, ia kemudian lebih serius berkecimpung di dunia wirausaha. Asam garam merintis UMKM lama ia rasakan. Kadang mulus. Lebih banyak gagal. Sarat tantangan.
Bonardo pernah merintis bisnis kuliner dengan berjualan di sebuah waralaba supermarket terkenal. Pernah juga mengelola kantin milik sendiri di sebuah rumah sakit di Bandar Lampung. Keduanya sempat meraih masa jaya, sebelum akhirnya surut dan Bonardo berhentikan usahanya.
Tak hilang akal, di saat bisnis transportasi berbasis aplikasi online sedang marak di Bandar Lampung, Bonardo pilih banting setir. Ia berprofesi jadi mitra sebuah unicorn berplat hijau. Dengan mobilnya ia mengemudi di sekitaran kota. Setia mengantar penumpang serta barang. “Bedanya, kalau jadi supir itu capek ya.. Nggak kuat. Belum lagi makin banyak juga armadanya. Pendapatan berkurang,” akunya. Sekali lagi ia tak jemu berganti profesi. Lagi.
Belajar di Dicoding: Titik Balik Kembali ke Dunia IT
Malang melintang alih profesi, tahun lalu Bonardo mengaku mendapat pencerahan. Derap digitalisasi kian terasa di Bandar Lampung. Aspek kehidupan setiap penduduk kian terkoneksi dengan smartphone dan aplikasi di dalamnya. Sebagai lulusan IT, ia merasa inilah saat yang tepat baginya untuk comeback! Ia merasa sia-sia jika tak memanfaatkan momentum ini untuk kembali meng-upgrade diri. “Saya ingat dosen teladan saya saat di kuliah dulu. Karena beliau dunia IT itu selalu menarik di mata saya,” kenangnya.
Tak ayal Ardo memutuskan untuk membuka lembaran baru. Ia berselancar di internet guna mencari tempat belajar yang tepat. Sampai akhirnya bertemu dengan Dicoding akhir tahun silam. Agustus 2019 Bonardo mulai belajar di kelas Belajar Dasar Pemrograman Web. Lulus mulus dari kelas tersebut, Bonardo tertantang untuk menyelesaikan kelas yang berlevel expert, yakni Progressive Web Apps. Ia pun berhasil lulus kembali dengan baik! Bonardo mengaku kian termotivasi
Motivasi Daftar Kartu Prakerja
Ilmu dari alur belajar Front-end Web di Dicoding terpakai saat melamar kerja. Ardo diterima PT Inovasi Mitra Sejati di Jakarta sebagai web developer. Saat itu ia senang sekali karena merasa telah menemukan “pelabuhan” karir yang sesuai idaman dan skill diri.
Tapi takdir berkata lain. Di bulan ke-6-nya bekerja, Ardo terpaksa dirumahkan. Sebabnya, perusahaan tempatnya bekerja terdampak pandemi. Dengan gontai ia mengemas semua barangnya dan kembali ke kampung halaman. Memulai lembaran baru. Lagi.
Beruntung ia bisa memulai karir anyar di CV Sejahtera Kedaton, Bandar Lampung, sebagai IT Support sejak Mei 2020 lalu. Perusahaan ini bergerak di sektor jasa, tepatnya bisnis laundry, kos-kosan, dan kantin di pusat kota. Ada total 10 karyawan termasuk dirinya yang terlibat di dalam perusahaan keluarga ini. Ceruk pasar di bidang ini cukup menjanjikan.
Namun tentu saat pandemi ini gairah bisnis menurun tajam. Omset merosot lebih dari separuh. Jumlah pelanggan terjun bebas sejak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) setempat.
Meski demikian, Ardo yakin masih ada peluang di era ini. Ia mengamati bahwa bisnis yang masih bertahan adalah bisnis yang bisa menjangkau konsumen secara online. Di sini ia tersadar bahwa bisnisnya belum memenuhi kriteria tersebut.
Lantas pria ulet ini menemukan peluang untuk membuat bisnisnya go online dengan lebih baik. Saat ini CV Sejahtera Kedaton sudah memiliki website, namun masih bersifat statis dan otomatis tidak menarik. Oleh karena itu ia tengah membuatnya jadi web yang lebih dinamis. Bekalnya tentu ilmu dari kelas di alur Front-end Web Dicoding.
Saat program Kartu Prakerja resmi diluncurkan oleh pemerintah, Bonardo tak ketinggalan. Ia mengambil kelas Belajar Fundamental Front-end Web Developer. Kenapa ia kembali memilih Dicoding untuk program Kartu Prakerja?
“Sejak kuliah saya suka dengan pembelajaran yang sistematis. Sama dengan itu, di Dicoding pun materinya terstruktur. Ada contoh codingan-nya juga. Belajar materinya sudah seperti materi kuliah. Pemaparannya luwes!” (Bonardo)
Belajar dengan sungguh-sungguh, tak heran Ardo mendapatkan nilai terbaik (rating 5 dari 5). Tuntas pula 3 dari 4 kelas wajib di alur belajar Front End Web Developer yang selama ini ia tekuni.
Misi dan Tantangan Baru dengan Skill Web Developer
Mendapatkan feedback yang baik dari segi skill pasca program Kartu Prakerja, Ardo kian termotivasi mengejar 2 misi jangka pendeknya. Pertama, Ardo ingin memodernisasi web perusahaan agar bisa mudah menjangkau konsumen. Ia ingin melengkapi webnya dengan fitur pembayaran online yang jamak tersedia di platform e-commerce! Kedua, ia ingin membangun sebuah jasa konsultan IT sebagai anak perusahaan baru di tempat bekerjanya kini.
Pandemi beri hikmah pada Ardo berupa tekad yang semakin mantap untuk balik berkarir di bidang teknologi informasi. Optimismenya membuncah dengan situasi ekonomi yang perlahan menggeliat. Jumlah pelanggan laundry, kaos-kosan dan kantin yang ia kelola pun berangsur pulih. Dengan skill dari Kartu Prakerja yang ia miliki kini, Ardo berharap bisa membawa usahanya selangkah lebih maju
Satu tantangan nyata buatnya adalah sulitnya ia mencari talenta digital setempat yang bisa diajak membangun jasa konsultan IT tersebut, bersama-sama.
Belajar dari Ardo: Jangan Takut Gagal
Sulit membayangkan sosok bersemangat sepertinya menyimpan cerita 15 tahun jatuh bangun bangun usaha. Kadang mulus. Lebih banyak gagal. Mengenai hal ini ia berujar:
“Saat bikin aplikasi, error itu biasa. Sama dalam hal usaha / bisnis. Setiap kegagalan itu bagian dari usaha. Kita bisa sukses satu hari nanti karena gagal beberapa kali hari ini.”
Meski sudah berkepala empat, Ardo tak putus harapan. Penyemangatnya, menyimak cerita-cerita motivasi dari figur bisnis sukses yang dulu merintis usaha kala separuh baya. Colonel Harland David Sanders pendiri restoran adidaya KFC misalnya. Ia meramu resep restorannya saat kepala 5 lalu mewaralabakan usahanya saat 62 tahun. Tiada yang terlambat, bukan?
Seperti itulah semangat yang Ardo punya. Semangat menciptakan peluang dan “Jangan takut gagal!” berapa kali pun gagalnya.
Cerita Developer Lulusan Kartu Prakerja: “ Jangan Takut Gagal!”