4 Tips jadi Developer Percaya Diri
Tak percaya diri. Perasaan ragu yang kerap hinggap di diri. Untuk developer, biasanya nggak PD itu timbul kala insecure mengetahui developer lain jauh lebih mumpuni. Sementara diri sendiri seakan jauh panggang dari api.
Untuk membahasnya, kali ini kita akan menyimak cerita Raka Adi Nugroho, Tokopedia developer asal Desa. Ia tumbuh di kawasan dataran tinggi Dieng, tepatnya Bakal Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Raka lahir dari ayah dan ibu petani. Diejek teman-temannya saat sekolah dulu, merupakan hal yang sudah biasa. Perjalanannya lalu menempa Raka jadi sosok developer percaya diri. Di usia 24 tahun kini ia dipercaya jadi Senior Software Engineer di bidang Android di Tokopedia dan juga Reviewer di Dicoding Academy. Seperti apa kisahnya? Bagaimana caranya mengasah kepercayaan diri? Kita simak.
đź’» Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar Sekarang Fase Tidak Percaya Diri, Semua Pernah Mengalaminya
Di tempat tinggal-nya, warnet baru ada tahun 2009-an saat ia duduk di kelas 2 SMP. Saat memutuskan masuk SMK pun, ia salah satu siswa yang belum tahu cara mengoperasikan komputer dengan baik. Gak PD? Tentu! Apalagi di rumah pun tak ada tempat bertanya. Ayah, Ibu, dan kakaknya bergulat dengan cangkul dan ladang kentang serta wortel. Raka satu-satunya di keluarga yang belajar di dunia komputer.
Semua orang pasti pernah mengalami fase tidak percaya diri. Raka pun demikian. Merasa salah jurusan. Tapi ia menelisik kembali niat awalnya. Ingin jadi programmer, apapun susahnya. Lantas karena memang suka matematika, logika, dan algoritma. perasaan “gak PD” ia kesampingkan jadi nomor 2. Mudah baginya untuk tenggelam belajar dan jatuh cinta dengan logika dasar dan algoritma. Â
Saat di sekolahnya mengadakan pemilihan ketua OSIS, Raka mulai memberanikan diri melakukan proyek kecil pertamanya: membuat software desktop untuk memudahkan voting. Berhasil! Raka masih ingat senangnya saat menerima apresiasi dari teman-teman dan guru. Perlahan percaya diri itu tumbuh dari hati. Tumbuh dari prestasi yang “kecil” dan “biasa-biasa saja.”
Percaya Diri Tercipta Saat..
Perlahan Raka paham. Percaya diri itu bukan perasaan/sikap diri yang terberi (given) alias muncul seketika. Percaya diri itu timbul karena berusaha meningkatkan kemampuan. “PD itu tumbuh saat kita aware sama kemampuan kita,” ungkapnya.
Merasa kemampuannya di bidang web masih jauh dibawah, Raka memutuskan kuliah daripada bekerja setelah SMK. Dengan restu dan dukungan penuh dari orang tua, Raka kuliah di UIN Yogyakarta jurusan Teknik Informatika sejak tahun 2014.
Raka berpesan jangan hanya kupu-kupu (kuliah-pulang kuliah-pulang) saja saat di kampus. Perdalam skill di satu bidang lalu giatlah ikuti lomba di bidang tersebut. Praktiknya, Raka mulai merambah belajar Android, di samping web yang jadi minatnya.
Ingat proyek “kecil” saat SMK-nya tadi? Lanjut saat merantau ke Yogya, ia kembali punya playground alias proyek pribadi serta proyek freelance sebagai web developer. Salah satunya membuat aplikasi Android untuk e-learning. Ia lalu mengunggah codebase dan portfolio-nya di Github. Tak disangka, portfolio mobile learning ini membuatnya diterima bekerja di sebuah perusahaan rintisan (startup) saat semester 7.
Jadi developer percaya diri, Raka semakin mengerti. Percaya diri itu tercipta saat berusaha, belajar, mengerjakan proyek-proyek yang kita anggap sederhana namun bermakna. Lantas diapresiasi oleh orang lain yang menikmati karya kita. Â
4 Tips jadi Developer Percaya Diri
Dengan beragam skill dan pengalamannya, Raka mengikuti rekrutmen dan masuk sebagai Engineer di Tokopedia tahun 2019. Dan berhasil! Di unicorn burung hantu Raka menduduki posisi Senior Software Engineer di usianya yang terbilang muda: 24 tahun! Memupuk percaya diri, salah satu kunci pencapaiannya. Seperti apa tips darinya untuk jadi developer percaya diri:
#1 Mengikat Ilmu dengan Menulis
Saat belajar suatu topik, ikatlah ilmu tersebut dengan menuliskannya. Merasa materi yang kamu pelajari masih rendah atau dasar sekali? Tidak apa. Tutorial yang kamu tulis akan jadi pengingat buatmu. Bahkan jadi referensi untuk pembaca yang sedang belajar sepertimu. Ingat, setiap orang statusnya sama: masih belajar. Expert sekalipun. Gunakan blog, Medium, Git-hub, dsb untuk mempraktikkannya.
#2 Aktif di Forum Teknologi
Aktiflah di acara lokakarya, seminar, codelab offline/online, terutama yang sejalan dengan bidang spesialisasimu. Aktif di sini artinya berkontribusi. Minimal jawablah pertanyaan/kesulitan yang di-post para programmer di forum-forum online. Di Facebook misalnya, ada forum-forum seperti PHP, Android dan banyak forum yang bisa kamu ikuti. Semakin banyak berbagi, semakin banyak ilmu yang kamu terima.
#3 Ikut Kompetisi
Mau individu atau tim, ikutilah kompetisi teknologi seperti hackathon misalkan, terutama yang diikuti oleh peserta umum bahkan yang diikuti developer-developer profesional. Raka kerap jadi “anak bawang” saat ikuti lomba-lomba seperti ini. Minim pengalaman, bertanding solo, lantas kalah, bukan masalah. Buatnya, menang itu bonus. Yang terpenting, lomba menjadi cara kita mem-branding diri sendiri. Bahwa secara mental kita merasa siap bersaing dengan yang lebih pro dari kita sekalipun.
#4 Perdalam Skill di Tempat yang Tepat
Raka spesifik merujuk “tempat yang tepat” pada perusahaan selevel unicorn seperti Tokopedia. Serta tempat belajar Mitra Pelatihan Resmi Google seperti Dicoding. Di tempatnya bekerja full-time -Tokopedia- tersedia DevCamp tahunan yang bisa kamu daftar lalu ikuti hingga ke tahap magang.
Sementara di Dicoding, tempatnya bekerja part time sebagai Reviewer, tersedia 9 alur belajar online berstandar industri global. Raka sendiri lulus di alur Android Developer. Kelas tsb spesifik mengajarkan Kotlin, bahasa pemrograman #1 yang diadopsi Google dalam pengembangan aplikasi Android.
Tak Ada Alasan untuk jadi Tidak PD
Saat kamu lulus, pengalaman belajar di perusahaan-perusahaan terpercaya ini tentu akan melejitkan portfolio dan otomatis PD-mu.
Unicorn developer dari desa bukanlah unik kisah Raka semata. Masih banyak developer di luar sana -kamu di antaranya- yang tumbuh dari latar belakang tak biasa. Minim pendapatan, fasilitas, akses sarana pendidikan, dan banyak tantangan lainnya. Tapi itu semua bukan alasan untuk jadi tak PD.  Â
Semoga 4 tips dari Raka bermanfaat bagimu menuju developer percaya diri. Ada tips lainnya? Silakan bagi di kolom komentar ya. Â
4 Tips jadi Developer Percaya Diri- end Â
Penasaran dengan cerita developer lainnya? Simak: