3 Rahasia Pindah Karir Developer
“Pandemi Covid-19 Percepat Era Digital” (Johnny G Plate, Menkominfo RI)
Kutipan di atas bukan isapan jempol. Demi akselerasi transformasi, Indonesia kian perlu SDM digital yang andal. Talenta mahir skill IT pun semakin jadi primadona. Faktanya, Indonesia tiap tahun perlu 600.000 SDM melek IT s.d. 15 tahun ke depan. Tak heran banyak kalangan tertarik jadi developer karena peluang maju dan gaji relatif tinggi. Termasuk di antaranya, angkatan kerja aktif yang berniat hijrah ke sektor IT.
Banyak para pekerja non-IT yang ingin “pindah haluan.” Tapi apakah niat sudah sepadan dengan kemampuan? Tentang ini, Arie May Wibowo (32 tahun) punya cerita yang bisa kita teladani. Dulu Arie adalah ahli bebatuan di sektor pertambangan. Berkarir 7 tahun membuatnya mapan dan berada di zona nyaman. Tetapi ia telah matang-matang memikirkan. Industri digital, dunia masa depan yang sebenarnya. Tak berhenti di pemikiran, Arie konkret mewujudkan niat pindah karir lewat tindakan. Alhasil, beberapa bulan berselang pasca di-PHK perusahaan, Arie berhasil mendarat di karir idaman: developer.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangApa rahasianya sehingga Arie bisa sukses pindah karir menjadi developer? Bagaimana bisa seorang geologist senior raih karir Team Lead Front-end Developer di sebuah bank nasional dalam tempo 2 tahun? Kita simak 3 tips darinya
Apa Rahasia Pindah Karir Programmer ?
Tips #1 Growth Mindset
Miliki pola pikir bahwa potensi diri kita benar-benar tak terbatas. Percayalah bahwa kamu bisa tumbuh dan berubah jadi lebih baik lewat praktik dan pengalaman nyata.
Mindset Arie di atas terpancar pada sosoknya yang optimis dan selalu berorientasi self-growth. Di kantornya dulu di mana ia telah bekerja mapan selama 7 tahun, ia mengaku telah cukup belajar. Ia juga mengentaskan studi Magisternya di ITB bidang Perminyakan dan Geoscience. Klasifikasi seorang geologi senior, telah disandangnya. Namun demikian, ia tetap “lapar” mencari area bertumbuh baru. Apa itu?
Perubahan teknologi yang paling eksponensial ada di dunia IT. Begitu pandangan Arie. Beda dengan sektor tambang yang masa jayanya meredup di era industri 4.0. Cadangan batu bara atau minyak bumi niscaya akan habis Tapi tidak dengan dunia komputer yang terus berkembang. Lantas Arie PD memutuskan. Jika ingin dirinya terus bertumbuh secara personal, maka pindah karir ke sektor IT adalah pilihan paling tepat. Meski tak ada dasar akademis, Arie yakin bahwa intelligence can be developed alias kepandaian itu dapat dikembangkan. Ilmu programming dapat didalami, meskipun bidang ini benar-benar baru baginya yang telah berkepala 3.
Pola pikir ini bukan semata-mata PD “semua pasti bisa.” Seperti ditulis Dweck dalam bukunya “Mindset” (2006), seseorang dengan growth mindset pasti gemar belajar. Ia tidak berorientasi untuk dilihat orang sebagai yang terbaik atau yang terhebat. Alih – alih, individu dengan growth mindset semangat berusaha jadi pribadi yang lebih baik untuk dirinya sendiri.
Tips #2: Berani Keluar dari Zona Nyaman
Zona nyaman kadang melenakan. Demi pindah karir, beranilah untuk hidup kurang nyaman. Inilah bagian dari perjuangan.
Dulu Arie terbiasa dengan rutinitas kerja – istirahat – kerja – studi S2. Saat lulus dari Magister ia merasa kembali ke zona nyaman. Tidak ada tantangan. Padahal saat itu banyak perusahaan migas lainnya yang mulai gulung tikar karena turunnya harga minyak dunia. Seketika ia paham, zona nyaman ini berbahaya. Dalam hitungan beberapa bulan ia yakin pekerjaannya, sulit bertahan. Ia harus menyiapkan exit strategy.
Arie memasang target. Medio 2018 ia ingin memulai karir perdana sebagai programmer. Apa yang ia lakukan? Arie memulai malam-malam panjangnya belajar programming otodidak. Ia merambah forum-forum diskusi dan platform belajar offline dan online termasuk Dicoding. Tidak familiar? Tentu. Pusing? Sudah pasti. Ini bukan zona nyaman kerja – pulang – kerja – pulang. Meski ini zona tak nyaman dan mengandung resiko serta ketidakpastian, Arie percaya akan kekuatan usaha.
Satu prinsipnya yang selalu dipegang teguh adalah kutipan Henry Ford: “Whether you think you can, think you can’t. You are right.” Jalanan kota Bandung tak semulus sekarang saat dulu dilangkahi manusia. Tapi seiring waktu semua akan terbiasa.
Tips #3: Terapkan Metode Belajar Ultralearning untuk Melesat Maju
Tantangan terbesar seseorang yang pindah karir adalah menguasai skill untuk bersaing dengan lulusan universitas dan profesional yang berpengalaman. Untuk itu, terapkan metode belajar ultralearning
“Ultralearning” adalah strategi mendalami keahlian dan pengetahuan dengan cara yang self-directed alias mandiri dan intensif (Young, 2019: 25).
Faktanya, setelah dirinya dirumahkan perusahaan pada Mei 2018, Arie semakin giat belajar. Ia menerapkan metode otodidak coba sana sini dan belajar bahasa serta framework A – Z tanpa arah ataupun struktur yang jelas. Tak heran, belasan kali diwawancarai untuk posisi developer, belasan kali itulah ia menelan pil pahit penolakan. Pernah pada suatu interview ia diminta ngoding bikin aplikasi sederhana berupa fitur login aplikasi dalam 2 jam. Karena tak menguasai dasar, ia pun gagal. Ia merasa cara belajarnya mesti diubah, jika ingin benar-benar banting setir.
Akhirnya tepat beberapa bulan setelah “dirumahkan” pada Mei 2018, Arie mendapatkan pekerjaan sebagai Full Stack Developer di salah satu startup di Jakarta dan tak lama berselang pindah ke Bank CIMB Niaga. Namun, Arie menghadapi tantangan baru di dunia korporasi yang lebih sistematis dengan ekspektasi yang lebih tinggi.
Momentum berubah bagi Arie adalah saat ia mengikuti program beasiswa Google Developer Kejar 2018. Ia mendapatkan beasiswa Kotlin Android Developer Expert dan Belajar Fundamental Aplikasi Android di Dicoding. Dengan sistem belajar yang online, sistematis, dan step-by-step, ia merasa inilah metode belajar yang paling tepat bagi seseorang yang pindah karir sepertinya. Belajar malam minimal 4 jam per hari, kebiasaannya sehari-hari.
Belajar di Dicoding memungkinkan Arie untuk menerapkan metode belajar yang agresif dan terstruktur demi mengejar kompetensi. Bekal metode ultralearning ini nyata membantu Arie mendapatkan kepercayaan untuk bergabung di divisi baru yang menerapkan sistem agile untuk transformasi sistem kerja di Bank CIMB Niaga.
Lebih dari itu, ternyata ada manfaat ekstra bagi siapapun yang gigih belajar, termasuk Arie. Terbiasa melihat antusiasme Arie belajar mandiri, team leadernya pun menaruh rasa percaya. Ia terpilih jadi 1 dari 500 orang staf IT perusahaan untuk terlibat pada tim DevOps. Tugas tim berisi 6 orang ini adalah meluncurkan layanan baru internet banking. Ini adalah mega proyek programming pertama bagi Arie.
Tak disangka-sangka, Arie diamanahi peran Team Lead – Front-end Developer Bank CIMB Niaga. “Bekal belajar Java dan Kotlin semasa GDK dulu memudahkan saya ngoding Javascript di posisi sekarang,” serunya.
Refleksi Pencapaian
Melihat ke belakang, 2 tahun lalu profesi Arie masih lah seorang geologist tanpa basic programming. Namun usaha keras pasti terbayar. Dengan ketiga upaya di atas, Arie mantap menapaki karirnya kini, memimpin tim developer di perusahaan. Apa kata Arie?
“Yang kudapat dari kelas Dicoding adalah teknik belajar yang terstruktur dan komunitasnya yang bagus. Selesai GDK 2018 kami lanjut membentuk Android Enthusiasts Jakarta yang aktif sampai sekarang” (Arie)
Misinya ingin jadi seorang CTO atau minimal setara Direktur. Mengenai cerita pindah haluannya, ia yakin dirinya tak sendirian. Untuk itu, pada rekan-rekan yang kerap ragu dengan pilihan banting setir pekerjaan ia menitip pesan:
“Penyakit orang yang udah kelamaan kerja di perusahaan yang settle itu adalah zona nyaman. Kalau kita mau keluar ambil resiko dengan belajar, sebenarnya usia bukan halangan untuk menggapai impian. Jeff Bezos membuat Amazon di usia 30 tahun. Pencipta Black Berry Messanger, Gary Klassen, juga merintis produknya di usia yang relatif sama, padahal dia dulu seorang geologist seperti saya.
Intinya, jangan mengeluh. Jangan berhenti belajar. Saat kita stop belajar, selalu ada orang yang siap menggantikan kita”
3 Rahasia Pindah Karir Developer – end